Terus Berikan yang Terbaik untuk Kepri
Ratusan jamaah masih menunggu. Padahal hari hampir berganti. Mendekati pukul 00.00 WIB. Sekitar sepuluh menit lagi. Semua masih menunggu kedatangan H Nurdin Basirun, Gubernur Kepri di acara malam itu.
Mereka bukan menunggu ketidakpastian. Mereka tahu bahwa Gubernur, datang lebih lambat dari acara yang dijadwalkan di Masjid Baiturrahman, Teluk air, Karimun itu. Jamaah sudah mendapat informasi bahwa pada tanggal 4 Juli itu, waktu Gubernur lebih banyak di laut.
Menjelajah pulau. Bertemu masyarakat. Hadir memberi motivasi. Pada anak-anak. Menghadiri peresmian Lanud Hang Nadim oleh Kepala Staf TNI AU. Mendiskusikan pendapatan dari sektor kemaritiman untuk Kepri. Dan banyak lagi.
Pada Kamis itu, Nurdin memang menghabiskan sebagian harinya di atas laut. Singgah antar satu pulau ke pulau lainnya untuk serangkaian acara. Usai membuka hari dengan aktivitas Safari Subuh di Tanjungpinang, Nurdin menghadiri serangkaian acara di Batam. Dari Batam, menggunakan Ocean Runner, Nurdin menjelajahi lautan lebih dari tiga jam untuk ke Pulau Singkep.
Menjelang petang, usai dari Singkep, Nurdin kembali ke Batam untuk serangkaian pertemuan. Dari Batam, Nurdin baru bergerak ke Karimun. Jamaah, yang memulai acara halalbihalal di masjid, tahu Nurdin tiba melebihi jadwal yang mereka tentukan.
Ketibaan Nurdin jelang dini hari itu disambut dengan pukulan kompang dan sholawat Nabi. Seperti tak nampak wajah lelah begitu tiba di masjid. Senyum Nurdin menyerlah saat menyalami masyarakat yang menyambut dan menunggu kedatangannya.
“Inilah sambutan yang tidak ada bandingnya. Walaupun hari dah mau berganti, sambutan ini menjadikan kita sebagai saudare mare yang terus memberi masukan demi kebaikan. Kebaikan pembangunan, kemajuan negeri kita,” kata Nurdin yang berterima kasih dengan sambutan masyarakat.
Hampir sepuluh jam di lautan pada hari itu, Nurdin sampai di Karimun juga disambut dengan pulut kuning. Menurut Nurdin, terhidangnya juadah pulut kuning ini mengandung makna bagi masyarakat Melayu akan senantiasa diberikan keselamatan dan kesehatan dalam menjalankan kehidupan.
“Malam hari ini terlihat keikhlasan dari seluruh jamaah dan masyarakat terkhusus ibu-ibu, semoga keberkahan ini kita raih dan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda,” kata Nurdin.
Sebagai provinsi dengan 2.408 pulau, Nurdin memang selalu ingin dekat dengan masyarakat. Tak heran dalam banyak kesempatan, Nurdin selalu singgah ke pulau-pulau. Bersilaturahmi, menjemput aspirasi, kemudian mencarikan solusi.
Sebelum menjelajah dua kota dan dua kabupaten dalam sehari, Nurdin terlebih dahulu menerjang gelombang di laut Anambas. Pada awal pekan kemarin, Nurdin hadir meresmikan dua kecamatan di perbatasan NKRI, di Kabupaten Anambas. Kecamatan yang berbatasan dengan Vietnam, Malaysia juga hamparan luas Laut Natuna Utara yang dulu disebut Laut China Selatan.
Semua tampak normal ketika penerbangan 55 menit dari Batam menuju Jemaja. Demikian juga ketika peresmian dilakukan. Tantangan mulai terasa ketika perjalanan kembali ke Tarempa hendak dilakukan. Ada dua kapal yang tersedia untuk membawa Nurdin ke Tarempa. Satu kapal dengan pendingin udara dan stabil namun memakan waktu tiga jam. Satu lagi, kapal kecil tanpa pendingin dengan perjalanan sekitar 100 menit. Namun, semua penumpang berpotensi basah karena percikan air akan masuk ke dalam.
Nurdin memilih kapal kecil yang lebih cepat. Sementara masyarakat naik kapal berpendingin. Tak banyak suara dalam kapal kecil ketika melaju. Hanya raungan mesin yang terdengar. Keadaan gelap. Tak nampak kapal lain yang lewat. Juga lampu lampu dari pulau-pulau terdekat kalau memang ada. Hempasan gelombang menggucang begitu kencang.
Namun begitu sampai di Tarempa, semua melapor. Bahwa mereka sudah basah kuyup tersiram air laut. Ada Kemenag Anambas Erizal Abdullah, ada Kepala Barenlitbang Kepri Naharuddin, ada Asisten Pemerintahan Raja Ariza dan lainnya yang menunjukkan baju mereka basah oleh air laut.
Bagi Nurdin, laut adalah jembatan hati untuk dia bersilaturahmi dengan masyarakat. Nurdin selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dalam banyak aktivitas. Terlebih bidang olah raga dan pembangunan keagamaan.
Ketika pemerintah fokus dengan pembangunan sumber daya manusia, Nurdin ingin lebih dalam lagi. Dia ingin generasi muda Kepri tumbuh dengan karakter yang kuat. Tumbuh sebagai generasi Qurani untuk anak-anak muslim.
Sebagai anak pulau yang besar di lautan, Nurdin pun tahu dengan kemampuan mereka. Karena itu, mantan Bupati Karimun dua periode ini selalu yakin dengan kemampuan anak-anak pulau. Jika diberi laluan dan kesempatan, Nurdin yakin mereka akan mengharumkan negeri dan daerah ini.
“Jangan pernah merendahkan anak-anak pulau. Karena saya yakin dan percaya mereka mampu memberi dan mengukir prestasi di level Nasional dan Internasional,” kata Nurdin dalam banyak kesempatan.
Nurdin yakin berkat peran semua masyarakat, pembangunan sumber daya manusia di Kepri akan berhasil. Indeks pembangunan manusia akan semakin baik. Seperti tahun lalu yang berada pada peringkat pertama di Sumatra dan keempat se-Indonesia.
Selain pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur semakin digesa. Pembangunan menggunakan APBD Kepri terus dikebut. Kombinasi dengan pemerintah kabupaten kota diperkuat.
Lobi ke Jakarta dilakukan tiada henti. Salah satu yang segera terealisasi adalah pembangunan Jembatan Batam Bintan. Untuk jembatan ini, sudah termasuk dalam RPJMN 2020-2024.
Di situ disebutkan bahwa program ini sebagai prioritas nasional dengan mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Dengan Major Projectnya pada Integrasi pembangunan wilayah Batam-Bintan. Yang manfaatnya: pengembangan Kawasan Batam Bintan bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan industri dan pariwisata guna meningkatkan daya saing wilayah.
“Inilah bukti kerja keras seluruh masyarakat Kepri yang menginginkan pembangunan demi peningkatan kesejahteraan,” kata Nurdin, usai membaca dokumem RPJMN itu dalam perjalanan dari Batam ke Karimun.
Nurdin berterima kasih atas dukungan seluruh masyarakat Kepri untuk amanah yang diembannya. Dia sadar, amanah itu tak akan berarti apa-apa tanpa dukungan masyarakat.
Karena itu, dalam safari hidupnya, selain mendoakan masyarakat, Nurdin mengatakan doa yang terbaik dari masyarakat menjadi harapannya. Doa untuk melakukan sesuatu yang terbaik, untuk negeri ini, untuk masyarakat, untuk diri sendiri.
Apalagi ketika kini, 7 Juli 2019, usianya genap 62 tahun. Usia yang kata Nurdin, mendekati jatah umur Nabi Muhammad SAW. Nurdin berharap dengan bonus usia yang diberikan Yang Maha Kuasa, dapat digunakan untuk agama, masyarakat, bangsa dan negara. Apalagi dia sudah mewakafkan diri untuk kemajuan Kepri.
Pada serangkaian kegiatan Ahad (7/7) pagi di Tanjungpinang, Nurdin diberi kejutan kecil. Selepas menunaikan safari subuh, Nurdin melepas peserta lomba sepeda 2019 Nat Criterium di halaman Gedung Daerah. Nurdin beserta keluarga berkumpul bersama anak-anak panti asuhan Rumah Soleh Innayah Bintan untuk melaksanakan doa bersama. Selesai berdoa bersama, Nurdin diberikan nasi tumpeng dan kue ulang tahun yang telah disiapkan langsung oleh Hj Noor Lizah Nurdin. Potongan tumpeng pertama Nurdin serahkan kepada Istrinya kemudian kepada anak-anaknya serta kepada satu persatu anak panti asuhan yang hadir.
“Alhamdulillah masih diberikan kesempatan, kekuatan dan kesehatan di usia yang ke-62 ini. Umur terus berkurang, namun amanah yang diemban saat ini semoga mendapat keberkahan oleh Allah untuk dijalankan dengan semaksimal mungkin,” ujar Nurdin.
Bagi Nurdin, hari lahir bukanlah dijadikan momen yang berlebihan namun yang harus lebih disadari adalah waktu di dunia hanya sementara. Sebagai manusia tidaklah perlu sombong dan angkuh.
Nurdin menambahkan, bahwa dunia ini semua hanya titipan. Maka di sisa waktu seseorang sebagai manusia manfaatkanlah dengan maksimal di jalan Allah. Mengabdi kepada agama bangsa dan negara serta masyarakat.
Barangkali, tak ada hari spesial buat Nurdin. Hari-hari yang teristimewa adalah ketika dia selalu bertemu masyarakat. Bergerak dan bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengajak masyarakat untuk terus memakmurkan masjid. Bahkan pada Ahad 7 Juli pun Nurdin masih padat dengan agenda ke pulau-pulau, tepatnya Pulau Buru.
“Semoga dengan bertambahnya usia dan juga disisa-sisa kehidupan ini bisa memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Kepri,” kata Nurdin, pada dini hari empat puluh delapan jam sebelum memasuki usia ke 62 tahun di Masjid Baiturrahman.