Teringat Masa Kecil Tak Punya Seragam Sekolah, Pada 2017 Apri Sujadi Buat Kebijakan “Luncurkan Program Seragam Gratis”
Apri yang dibesarkan dari keluarga sederhana, ia anak ke 22 dari 24 bersaudara. Membayangkan dengan besarnya jumlah anggota keluarga sebanyak itu tentu beban orang tua membiayai kebutuhan hidup rumah tangga, kebutuhan sekolah anak-anak dan lainnya menjadi tantangan maupun cobaan berat bagi Ayahnya.
Apri masa kecilnya tinggal di Kampung Kolong Enam Kijang dengan rumah berdinding papan sangat sederhana sekali. Beranjak masuk sekolah dasar Apri kecil diantar ke sekolah orang tuanya.
“Saya masa kecil mengalami rasa tidak percaya diri, karena awal masuk sekolah tidak punya seragam lengkap. Saya membayangkan beban Ayah Saya dengan gaji tak seberapa harus menghidupi dan menyekolahkan adik beradik yang banyak” ungkap Apri menceritakan masa kecilnya.
“Saat itu saya memang tak sendirian tanpa seragam, ada juga teman-teman yang lain mengalami hal yang sama, saya sempat bertanya dalam hati. Apakah mereka mengalami kesulitan yang sama?” ujarnya.
Beberapa minggu Apri kembali percaya diri, bahwa tanpa seragam pun dia tetap harus bersekolah untuk menggapai pendidikan yang bermanfaat.
Memasuki usia remaja, kejadian masa kecilnya pun terulang kembali ketika ingin masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), juga tanpa punya seragam karena kemampuan terbatas orang tua. Begitu pula ketika masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) terulang untuk ketiga kalinya.
Apri mengungkapkan “Saya mengalami 3 kali diawal masuk sekolah tak punya seragam, ada perasaan sedih tetapi ini menginspirasi saya untuk tetap harus percaya diri belajar di sekolah”.
Sejak menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bintan sekaligus menjabat Wakil Ketua DPRD Bintan, Apri sering setiap masuk ajaran baru selalu menemukan problem yang dia alami ketika masa kecil. Warga maupun teman langsung menelepon dan mendatangi ke rumah untuk memohon bantuan biaya masuk sekolah anak-anaknya.
“Saya kira problem saya sudah selesai karena 3 kali mengalaminya, ternyata kini saya harus membantu menyelesaikan problem orang lain. Dan itu setiap masuk tahun ajaran baru saya temukan” cerita Apri dengan serius.
Setiap masuk tahun ajaran baru selama menjadi legislative di Bintan, Apri mengorbankan gajinya untuk membantu teman, sahabat dan warga yang tidak mampu membelikan seragam anaknya untuk masuk sekolah. “Gaji dan tunjangan, saat tahun ajaran baru masuk saya harus sisihkan kepada mereka yang datang menjumpai saya”.
Akibat dari problem masa kecil dan problem teman, sahabat serta warga inilah muncul ide dan gagasan Apri untuk membantu masyarakat secara luas. Apri menyimpan ide dan gagasan ini sejak menjadi Anggota DPRD Bintan.
Apri pun mengungkapkan bahwa “Sejak 2017 sampai 2019 penerima manfaat seragam gratis dan perlengkapannya ini telah mencapai hampir 21 ribuan. Inshaa Allah sama 2020 ini mungkin bisa mencapai 27 ribuan anak totalnya.”
Program ini sudah dirasakan oleh warga Bintan. “Kita tidak ingin orang tua berhutang, kita tidak ingin orang tua bingung dan kita tidak mau orang tua malu saat anak-anaknya diantar ke sekolah”. Kita ingin anak-anak percaya diri masuk sekolah, dan anak-anak kita Bintan akan mampu meraih dan menggapai untuk mewujudkan cita-citanya. Semoga Program ini dapat meringankan beban para orang tua” ujar Apri Sujadi.
Program seragam gratis dan perlengkapannya ini telah berjalan rutin selama 4 tahun di Bintan, Apri tidak pernah mengungkapkan bahwa ini adalah gagasan yang dia gerakkan untuk masyarakat Bintan. Yang terinspirasi dari permasalahan saat Apri masih kecil.